Serenada Talaga Bodas

Ardi Mh

kusapu mataku yang dihantar oleh angin
gemunung, dia yang membiru
berdiri laksana nasi tumpeng
di lazuardi, gemawan mendung berarak senyum sendiri

kulukis garutku dengan pena pemberian orang tuaku
katanya, bekal hidup dengan ilmu
kini tinggalah aku menatap panorama menghampar
lewat puisi aku bercerita:

"oh, syahdu udara menyurup
menggugah gelora
rancunya zaman kian hilang
oh, garut yang berkabut
denganmu, di sini aku berpaut"

Garut, September 2010

Sundanese Inlander Garut Swiss van Java

Ardi Mh

mereka si kompeni "ovherdome"
dan "inlander" menunjuk "hayawalanda"
zaman dulu, sejarah
kakarut jadi garut
tanah penuh tuah

tiga ratus tahun yang lalu
tempat yang kupijak masih antah berantah
mungkin hutan yang perawan
lengkap dengan dedemit dan dayang
kini, pembangunan kian memesat
meroket laksana apolo sebelas

dari talaga bodas kompeni membangun pondasi
ke cikole untuk pabrik belerang
ah, garutku sering kutulis dengan puisi

"ah, tata tengtrem kerta raharja"

Garut, September 2010

Sajak Linguistik, Ah Gemulainya

Ardi M. H.

gemulai bahasa, engkaulah ketrampilan
membaca, menulis, berbicara, dan menyimak
namun, akulah keluh
yang pergi menyeka mimpi lewat linguistik

ah, bermain tata bahasa
linguistik tradisional sampai struktural
aku tak tahu ini sajak atau artikel
namun, linguistik dengan stilistik begitu cantik

aku baru tahu, chomsky dengan generatif transformasinya
mengungkap batin ini dengan deep structure-nya
puisi adalah idiosinkronik dan parole penyairnya
langue, langage, dan parole-nya de saussure

semakin memperkuat jalinan tata bahasa
ah, tahukah engkau panini
yang begitu luas dan komprehensif membedah bahasa sansekerta
yang kata leonard bloomfield, "the greates man in century"

--maaf kalau aku salah--

aku teringat kontroversialnya teori sapir-whorf
kontradiktifnya dari von humbolt
bahasa adalah sebuah rindu
rindu adalah psikologi yang tak berteori

akulah nafas yang menderu
menulis enkode dan dekode
dalam wacana pesapa dan penyapa
makro dan mikro linguistik, mereka bercumbu

seperti permainan leksikon, ah si fon yang bersahabat dengan artikulator
menjadi fonem dan berinteraksi menyatu jadi morfem
morfem menyatu dengan sebuah kata
membentuk frasa dan klausa

klausa adalah klausa
jika diberi intonasi final layaklah disebut kalimat
kalimat, belumlah sempurna jika tata wacana tak datang bersama pragmatik
aku tak tahu ini puisi atau artikel

yang pasti, susastra sahabat karib ilmu bahasa
melewati garis panjang semantik apik
padigma masyarakat dengan perlambang semiotik yang merindu sahara
aku ingin membedah bahasa dengan sebuah sajak-sajak sederhana

namun sayang aku tak bisa
aku hanyalah sebutir zarah di padang pasir
hilang dan kandas seperti alomorf zero
sama saja

sekali rasanya aku ingin mensyairkan bahasa nurani
seperti yang diangkat chomsky, "inentenes hypotesis"
namun, aku tak bisa
namun aku masih bisa mereguk ketidakmampuan lewat motivasi yang terbang

--maaf kalau aku salah--


Garut, September 2010





Komentari • SukaTidak Suka • Berhenti LanggananBerlangganan • Bagikan

• Erny Susanty, Erry Amanda Erry A, dan Ratna Dewi Barrie menyukai ini.

o
Dimas Arika Mihardja Inimah pemaparan paradigma linguistik theoretichal versus aplikasi-terapan. bahasa ya bahasa, puisi melampaui batas bahasa. Puisi tak sebatas wilayah bahasa melainkan menerabas batas-batas bahasa yang disebut linguistik itu. taak usah bingung soal apakah itu puisi atau artikel, namun jika ditulis --maaf kalau aku salah-- menandakan masih adanya akeraguan dalam memasuki sebuah dunia bahasa, wacana, dan tegur sapa biasa. Salam.
15 jam yang lalu • SukaTidak Suka • 1 orangMemuat...
o
Diah 'dydi' Setiawati kan kan kan..lagi2 bkn saya pgn bljr satra :((
15 jam yang lalu • SukaTidak Suka
o
Ardi Mulyana Makasih pak Dam pencerahannya. Sangat membangun. Selama ini saya tak punya teman berdiskusi dan bertukar pemahaman ttg hal yg saya tulis di atas. Mohon bimbingannya Pak!
Salam hormat saya
15 jam yang lalu melalui Facebook Seluler • SukaTidak Suka
o
Erry Amanda Erry A
sumbang kata dikit:
jika puisi diatengarai sebagai bahasa jiwa, bahasa qolbu, bahasa batin, rekaman2 imago virtual humaisma, lantas siapa sesungguhnya yang mengatar bahasa2 ungkap tersebut? bagaima salah satu bagian rantai ikatan kromosom me......ngolah data renungan, emperikal, idea, imagi, impresi, ekspresi yang dihasilkan non strukturAL? bahasa ungkap non ucap (leksikalis) yang muaranya berada di prephonica - yang sepersekian juta detik mampu menyiadakan data, mengolah data, menyimpan data dalam chip2 yang perchipnya menyimpan sedikitnya 1 milyar transitor - kemudian dialokasikan ke dalam otak pengontrol, pengelola, pendistribusi (talamus) dibantu saraf2 motorik dan sensorik, dan seluruhnya juga sepersekian juta detik - yang kemudian di terjemahkan ke daewrah auditif area dan gestur?

inilah salah satu pekerjaan rumit kepustakaan agung dan universitas agung bernama otak, dan salah satu unsur besar dalam fakultas ini adalah jurusan KESADARAN DAN KEPEDULIAN yang materi kuliahnya macam2 ada yang disebut SIPAR, sintesa, idealis, pragmatis analisis dan realis. kemudian anomali, mitologi dst yang juga melibatkan (non parsialis) Fell, taste, think. imaginary, temper, SELURUHNYA BERGERAK DAN BEKERJA SECARA SWA ATUR self organizing system.

dan pusi atau sajak adalah bagian yang tak tunduk aturan, karena puisi adalah kepedulian intuitif yang liar yang melewati batas2 atmospher bahasa dan wacana umum. Puisi tidak tunduk pada bahasa tulis dan sejumlah aturan rumit, tata bahasa, gaya bahasa dan sejenisnya, sebab tujuan puisi adalah olah pesan dan rekaman pesan yang hendak disampaikan dan batangnya adalah filsafat.
Hebatnya, kromosom ikatan ke 4 itu mampu membaca dan menyediakan seluruh cakupan kehendak lingua pemiliknya.

ujungnya, jika puisi atau sajak, sekadar tunduk pada aturan kebahasaan, mengada-ada keindahan (aestetika, jelas puisi tersut hanya nampak indah bahsa namun kering makna (euphemistis).

nah ini sih pendapar cah angon lho ya, bukan berarti ini harus disebut ilmiah, ga lho yaaaa
salam dan dengan do'aLihat Selengkapnya
14 jam yang lalu • SukaTidak Suka • 1 orangErny Susanty menyukai ini.
o
Ardi Mulyana
Eyang, sangat berharga dan konstruktif.
Neurolinguistik yg Eyang jelaskan merupakan bagian dari penuranian bahasa yg pd thn 57 diangkat chomsky. Mungkin secara intuitif apa yg dikemukakan oleh de saussure "langage" bahasa milik manusia. Abst...rak karena tersimpan dalam otak manusia. Begitu mengagumkan Alloh menciptakan simpul2 hemisfer saraf bahasa. Namun Eyang saya masih awam dgn ini.
Mohon jangan jemu dan bosan berbagi ilmu.
Salam hormat saya.Lihat Selengkapnya
14 jam yang lalu melalui Facebook Seluler • SukaTidak Suka
o
Erry Amanda Erry A
simpan mungkin punya arti, apalagi menyangkut otak hemispher (yang sering saya sebut sebagai dunia Allaah yang diletakkan pada diri manusia.
contoh:
tolong ingat di negara atau kota mana Ardi pernah berkunjung, tulisan ini belum selesai saya... tulis, semua daerah yang kamu tuju itu nampakseluruhnya. Orang awam akan menjawab: "ah itu kan lamunan?" apakah lamunan ga pake energy? apa bedanya dengan virtual? berapa dpi ic yang dipergunakan untuk mengirimkan data (gammbar dan sejenisnya, you tube misalnya, merapa mega (jika tidakk menggunkan vga), berapa sih jumlah rgb pada minitor paling canggih di dunia, atau berapa gega sih kekuatan HHD compt yang bisa menyimpan seluruh rekayasa genetika? hemispher tanpa batas dan tidak mengurangi atau menurunkan voltase yang hanya 1/10 volt otak kita membutuhkannya. ribet kan? th 1957 itu saya sempat berantem sama Jaquea Monot (ya wajar cah ndeso kok diajak diskusi) ya nekadlah, itu masalah difrensial mesin yang sekarang kalian kenal komputer itu loh, lha waktu itu aku bilang "cupou manik hasta gina, alias dunia virtual), heheheLihat Selengkapnya
14 jam yang lalu • SukaTidak Suka
o
Erny Susanty malam ardi,ini note banyak ilmunya.. aku bisa ikutan belajar banyak di sini dari pak DAM & eyang erry,,thanks ya uda berbagi..sukses buat mu :)
14 jam yang lalu • SukaTidak Suka
o
Ardi Mulyana
Eyang, benar sekali lamunan tu pakai energi seperti pada gelombang alpa,beta, teta (maaf kalo slh eyang,he).
Dan pernyataan eyang tentunya bisa saya jalinkan dgn karya nanti selanjutnya.
Erny, mlm jg, iya beliau berdua slalu ngasih pemahaman ...di luar yg sya ketahui, maka bermanfaatlah silaturahmi kta semua. Amin.
(kalau dekat, rasanya ingin bertatap muka dan bercerita dgn pak Dam, Eyang, Erny jg dan semuanya, saling berbagi). Indahnya berbagi.heheLihat Selengkapnya
14 jam yang lalu melalui Facebook Seluler • SukaTidak Suka
o
Erny Susanty ARDI >> Insya Allah,jika atas kehendakNya pasti suatu hari nanti kita bisa bertemu ya..kapan ardi main ke jkt ato kapan ku pas main ke garut nanti kita bisa janjian :)
13 jam yang lalu • SukaTidak Suka
o
Ardi Mulyana Ke garut aja, nanti oleh-olehnya dodol garut yg kata orang semanis wajah "mojang priangan" hehe
12 jam yang lalu melalui Facebook Seluler • SukaTidak Suka

Catatan Pesakitan

Ardi Mh

mengajari hari dengan rasa kesal
menyantuni hati dengan petuah-petuah
adalah, sebuah keharusan
tak perlu memakai air mata
tak perlu mendusta pada kenistaan
tak usahlah berkeluh kesah
meski engkau sendiri keluh kesah itu
bekerja, pun tak ada arti jika tanpa restu
maka, hadirlah hadirlah jiwa yang terbelenggu menukik pada kejahatan
karna iman-imannya digadaikan pada selembar uang
tak pantas pula aku menulis tentang tulisan yang menista kaum-kaum penyamun
akulah gelora yang berlari di lazuardi garutku ini
dengan seutas dan bergantung pada puisi tanpa titimangsa

Garut, September 2010

Harapan yang Dilupa dan Dinadai

Ardi Mh

dua tahun lalu sayang
kita bercumbu melawan waktu

--ah, engkau terlalu keji--

waktu, meminta haknya untuk kulantun dengan puisi
tanpa disadar tanpa dilaksana

seperti, ah bahasa tubuhnya
mencetak angkara murka

hei, loncatlah engkau dari pelarianmu
engkau diam, tapi sebenarnya engkau berteriak-teriak mengutuk aku

--ah, engkau terlalu keji--

cinta, dan yang dibangkitkan oleh nafsu
sebenarnya adalah nafas tubuhmu sendiri

kita selalu berkata:
aku adalah engkau; engkau adalah aku

namun kini hanya
kebohongan yang teramat indah

--ah, engkau terlalu keji--

Garut, September 2010

Mati dalam Kematian

Ardi Mh

dan mengapa pula aku harus menyerah
menghadapi badai topan lautan nun luas ini
mereka pun sampai luluh lantak karam
mereka mati tapi mereka bukan pengecut

dan mengapa pula aku harus menyerah
sedang, badai topan itu adalah nafsuku sendiri
katakan, pertempuran apa yang paling sulit?
adalah, pertempuran melawan hawa nafsu sendiri

Garut, September 2010

Bonganna Ku Bogoh (kumpulan sajak nu sakaeling)

Ku Ardi M. H.

babad mungkas carita
aya jajaka wanoh ka mojang
lir cai ngaririncik seuseurian
ngeclak sakeclak sakeclak
kuring seja ngahuap ngahaleuang ku sajak-sajak
sangkan nertelakeun hiji kasono
tresna, datang teu mere tatalang
gek diuk na lamping hate
duh nyai, kuring boga salaksa bentang jeung tunggal wulan
kop, eta keur nyai
kuring lain si tukang panyair nu jago nyieun sajak
tisaprak, nyeuri manah kacugak cucuk tresna nu ngarancagak
kuring jadi juru kawih nu ngajerit maratan langit
ngoceak maratan bumi
har nyai denok epok cendol
dangukeun kuring rek ngawih jeung nembang:
"duh malati nu sajati
duh nyai naha deui-deui
ngarasula manah nojos jajantung
seup tiis rempu satulang sandi
ah kuring mah masih sono ka nyai"


Garut, September 2010

Senyummu Adalah Sahara

Ardi M. H.
Kepada AS.

Gadis, engkau yang berkibar
Bau nafasmu mengajak peperangan
Reguklah secangkir rindu yang ada di depanmu
Resapilah rasanya, ada cinta yang mengerling
Seperti rembulan yang tak dapat kupeluk
Engkau pun begitu
Engkau terlalu jauh
Maka, kuhadirkan engkau di sini
Apalah artinya diri ini
Yang bercucur darah karena sembilu
Berjalan pun hanya melalui puisi
Bagiku engkaulah keluhan
Laksana penyamun di padang pasir
Berjalan tanpa arah setelah membunuh
Itulah aku gadis
Ah, senyummu itu,
Adalah badai gurun Sahara

Garut, September 2010

Jauhmu, Pertempuranmu

Ardi M. H.

Engkaulah gelora yang menampakkan duniawi
Engkaulah keluhan
Engkaulah nyanyian
Engkaulah malapetaka
Ah, manismu indahmu
Ah, bibir yang memerah itu
Berikan aku sebuah kekacauan
Akulah sang durjana yang meretas dengan amarah
Semlohainya kunyanyikan lewat sajak-sajak
Iramanya menepis gemulai bahasa tubuhmu
Ah, kedua pipinya laksana setangkup terigu
Membius angkara murka dalam qalbu ini
Biola, pula engkau seperti itu
Bak, jam pasir pun itu engkau
Pemanjang semlohai juntai rambutmu
Ah, dewi malam pembangkit rindu
Bunuhlah aku yang telah mabuk oleh senyummu
Hingga kumenulis syahwaniah yang tak pantas untuk dicerna akal
Semlohainya seruling dan kendang bertalu
Mengiring aku sang durjana menyamun indah paralinguistik raga yang membalut indah jiwamu

Garut, September 2010

Tulisan Populer