Spoil


Ardi Mulyana H.

Ask for affection human,
this language they say, "we have long ridge of the water"
and also me writing now with poem
i'm not navy

what are that hide somewhere else?
not, no way
in poem to whole protection in panorama
in here, wacingcong adeboy!

Garut, 2011

T

Ardi Mulyana H.

Aku bahagia jika terluka,
kengerian-kengerian telah kulewati
di balik wajahnya ada dosa yang dalam
di balik wajahku ada dosa yang terdalam

tak selalu ingin kuajarkan pengetahuan-pengetahuan
dari roh yang memiliki pikirannya masing-masing
adakah aku, tentu aku telah mati

garut, 2011

Tuntun

Ardi Mulyana H.

Kunci manusia,
adalah pengetahuan dari-Nya
potensi dari diri tidaklah cukup, kecuali
kecuplah selalu nama Alloh

garut, 2011

Geura Harudang (sajak-sajak Sunda)

Ardi Mulyana H.

Hawa subuh nu tiris ngagilinding
panon-panon kahirupan geus bareunta
seja rek miara hak kawajiban salaku manusa
yen elmu tungtut dunya siar

atuh dumasar kana hal nu sayakti
miwujud kana laku lampah nu sajati
ulah sabab loba catur ti kamari
da urang hirup di jaman kiwari

garut, 2011

Cinta yang Mungkin Terlarang

Ardi Mulyana H.

Adakah hati yang bersembunyi di balik wajahnya
berpaling dari apa yang ada
di dunia yang fana
semua adalah pujangga-pujangga nasibnya sendiri

dari jeruji pagar tinggi rumah kekasihku
dari balik tembok yang tebal
penderitaan-penderitaan membuka cerita
mengawali mimpi

dari niatku telah berjalan payah
menuju tempat pujaan hati
dan demi wajah kedua orang tuamu
sendu membuatku pilu

tidakkah semua terbang laksana hamparan aurora selatan utara
dan ke-Mahaan Tuhanku yang esa
Ya Alloh, Kau jadikan cinta di antara kami
meski terhalang tembok tangguh

dan Alloh pun tak pernah menimpakan ujian di luar kemampuan hamba-Nya
maka, kugerakan pena ini
dari kasih sayang makhluk yang Kau cipta
aku mencintainya dengan hati yang papa

dan meski begitu,
sebuah bahasa yang meluluhkan
lewat sastra,
cintaku berkumandang

garut, 2011

Merenung II

Ardi Mulyana H.

Tak ada kehidupan duniawi yang sama
semuanya serasa nyata,
ibarat gerak udara yang disebut angin
adakah jiwa-jiwa yang berpikir?

manusia meninggalkan jejaknya di tanah
entah baik entah buruk
atau entah kedua-duanya
di saat yang baik tidur, yang buruk sedang bercengkrama dengan kita

masihkah buah pena ini meragu?
tidaklah, tidak
sebab ketika ditulis
yang baik dan buruk bersatu di sini

garut, 2011

Catatan Seorang Papa

Ardi Mulyana H.

Pada tanggal,
24 maret 2011
seorang ardi mulyana haryadi disebut "kere"

aku ingin berkata, "terima kasih"

24-03-2011

Merenung

Ardi Mulyana H.

Peradaban menunjukkan manusia
manusia meninggalkan jejak budayanya
dan antara kepribadian serta jiwa-jiwa mereka
terkadang saling mengucurkan darah, demi derajat yang lebih tinggi

garut, 2011

Poem from Folk

Ardi Mulyana H.

Several freedom,
that silence each to speech civilization
this time after open soul each fly to sky
many people that question to wind wild!

when we freedom from clat that civil?
we have heart, hurt, love, imagination to zero mean
this in poem we clamant
there my heart, hurt, love, and imagination?

Ah, just poem from folk
but, cliff will fly in my dream
we love my art,
and we love my mother lan, wife with poem

this is, song folk
by write litentia puitica
each mean,
somewhere else

garut, 2011

Sajeroning Tumiba na Ati (sajak-sajak Sunda)


Ardi Mulyana H.

Naon nu mentang na lamunan?
salian galindeng harepan
na hirup, lalampahan
ulah poho kana purwadaksi

bahasa,
bahasa cumarita liwat ibun nu kabeurangan
mibanda harti
keur panas kudu tiis

nya atuh jaman kiwari
sampulur kana tehnologi jeung pangarti
kade sing inget
ulah poho kana bahasa sorangan sewang-sewangan

garut, 2011
 ·  · Bagikan · Hapus

Ngelemes Ngagilincing (sajak-sajak Sunda)

Pun Panulis Ardi Mulyana H.

Seja,
kapihatur ka bapa peresiden!
wungkul,
dumasar guru-guru sukwan kokoceakan dapurna teu ngebul--abdi oge udud teu ngebul da teu kabeuli,
abdi tumaros ka bapa peresiden,
iraha bade diangkat pa jaradi pe en es?

Garut, 2011

Kunjungan Yang Mulia

Ardi Mulyana H.

Kata-kata;
dari embun
aku memiliki duniaku
kalian mempunyai duniamu

di tanah yang lengang ini
manusia lepas dan bebas
hidup sebagai mesin dari takdirnya sendiri
meski tarikan nafas kadang jemu

seribu langit kujelajah dalam pena ini
sebab jika rindu memeluk sunyi
yang ada hanyalah sebuah ratapan
kekasih yang duduk memenung asik sendiri

garut, 2011

Ngadogdog Nu Tega Lara, Pati (sajak-sajak Sunda)

Ku Ardi Mulyana H.

Kahiji, nya daun awi baseuh ku ibun
tapi naha teu bisa niiskeun hate silaing?
nu aya, kalah hate nu arogan
nu aya, kalah hate nu teuas

hampura, lain kusabab luhur kaweruh jembar pangarti aing kumawantun
tapi rek nanya kana hate leutik
ditunda di mana eta kanyaah?
ditunda di mana eta sungut nu ngomong amis? rahul!

Garut, 2011

Bulan Subuh (sajak-sajak Sunda)

Ku Ardi Mulyana H.

Bulan, nu nyondong kahoyong
dina langit nu poek tur hieum
mega nu aya
marindingan miwah haleumheum ceudeum

kaemut nyaeta koceakna cai hujan nu ngageubret
kanafsu nyaeta panon poe nu edan panas harengheng
nya atuh babalagonjangan na kameumeut
bulan, nu tingal sabeulah

kamana? Ulah waka balik
sabab langit masih keneh polos
da bintang ge arareuweuh
nu matak, kanyaah anjeun aya di mana?

Garut, 2011

Buih dan Amarah


Oleh Ardi Mulyana H.

--Kudedikasikan untuk diriku sendiri--

sehelai sajak, prosa, drama, ataukah kekacauan dari aku--otak rusak--sakit hati, nafsu, dan pembunuhan

I.
apa yang kaucari manisku?
di alam dusta serta bualan belaka
yang entahlah apa namanya
haruskah kematian dari rumput-rumput di tebing menjadi?
di negara pertama kita bertemu
di balik gunung yang ada di garut
dan di kaki gunung guntur engkau bernaung seperti singa
dan lebih baik pula setan-setan bergelayut di antaranya--biar aku bunuh

II.
aku mencari ketenangan di balik khamar yang memabukkan
tapi tetap aku tak menemuinya
aku mencari ketenangan di balik pelarian
tapi tetap aku tak menemuinya
kukatakan aku takkan layu
tapi tetap aku layu
di antara nada-nada seperti demelesir rumput terbelai angin
tapi tetap aku tak menemuinya

III.
kematianku datang di mana kauputuskan tali kasih yang terbuat dari jerami
kasih,
langkahku semakin penuh lelah dan keluhan
kasih,
matamu berkata lain--lain dimulut lain di hati
kasih, laknat!
aku menarik dendam di antara pena-penaku!
dan berkata, "Kobarkan semangat pertempuran"
--ah seperti seru komodor yos sudarso saja

IV.
saudara hatiku, selamat pergi duhai sayang!
kini kauberlayar tanpaku
di lautan kelak, garam-garam yang asin
di situlah kelak aku
yang akan menyakitkan lukamu dengan air garam
rasakanlah nyanyi sunyi seorang pemuda miskin seperti aku
aku bukanlah orang berada namun aku ada dalam angkara
tetapi tidak lewat dendam
aku hanya lewat sebuah sastra

V.
di dunia yang menjadi seruling kala tikaman-tikamanmu yang merdu
dari januari berakhir di maret
tak juga kau yang membunuh kasih kita
laknat,
bodoh aku hidup dalam kebohongan-kebohongan yang keji
sesat pula mataku--gelap gulita

VI.
antara racun dan bisa
aku meneguk kedua-duanya
syair apakah ini?
murahan katamu
tapi aku tak punya apa-apa
selain kekuatan dari sebuah doa yang mengerikan
sadarlh, itu kan ada
dan Alloh tak pernah tidur

garut, 2011

Tulisan Populer