Ditinggal Pergi
Ardi
Mulyana Haryadi
Apa yang menjadi aroma wangi di antara kita?
Datang kau senyum
Pulang kau sendu
Adakah duri yang mengganjal sayang?
Dan bumi apakah ini?
Jika hati telah seperti tanah yang lelah dikeruk industri
Mungkin esok aku kan berlari mengejar mimpi
Tapi hatiku sangatlah lelah
Garut, 2011
Mengadu
Ardi
Mulyana Haryadi
Dari perasaan yang tercabik
Dari jiwa yang setengah mati
Nanti, kita pun mati
Kita pun menghadap-Nya
Maka, demikianlah sikap kita
Di bumi dari langit yang berubah karena tingkah kita
Garut, 2011
Seuntai
Malam
Ardi
Mulyana Haryadi
Demi kagalauan,
Yang datang dari benua kesunyian
Yang datang atas izin-Nya
Maka dari langit yang tersenyum
Menumpahkan air matanya
Membentuk pusara-pusara
Menghanyutkan manusia
Menghanyutkan manusia
Ya, dengan amarah-amarah dunia
Garut, 2011
Lebur
Ardi
Mulyana Haryadi
Waktu turun dengan auranya
Menghinggap di antara relung pikiran manusia
Membawa selaksa kegembiraan
Membawa selaksa kepedihan
Manusia, mempunyai dua rasa tersebut
Jika yang satu melanda
Yang satunya lagi tengah menanti kita
Garut, 2011
Nyahlah
Ardi
Mulyana Haryadi
Luka terbalut air asin ini
Terlalu memuakkan
Terlalu pedih
Aku terbang dengan kata-kata setinggi langit
Lantas aku menjatuhkan diri
Supaya perih ini bercumbu dengan luka
Lantas, seperti apakah nafsu dan amarah itu?
Meski akulah nafsu dan amarah itu
Karena kau, nayahlah!
Garut, 2011
Maka
Itu
Ardi
Mulyana Haryadi
Dari hari yang akan habis,
Di akhir kita menutup amalan kita
Entah sayang entah cinta
Entah baik entah buruk
Adakah pribadi yang turun dari gunung
Membagi-bagikan hatinya
Seperti si dermawan pada si papa
Seperti bunga dan musim semi
Maka itu,
Apakah ini?
Apakah kita?
Siapakah kita?
Padahal kita adalah bagian dari cinta-Nya
Garut, 2011
Ke
Mana Cinta Kita?
Ardi
Mulyana Haryadi
Tujuan orang memanglah berbeda
Ada yang mencari dunia dalam dunia
Ada yang mencari ilmu dalam dunia
Bahkan ada pula ada yang mencari zamrud
Sebenarnya, semua itu adalah ilmu dari-Nya
Karena memang kehidupan itu adalah didikan-Nya
Sama sekali kita tak patut bertanya
“Apakah aku ini?”
Garut, 2011
Menghilang
Ardi
Mulyana Haryadi
Lebih baik menguasai jiwa
Daripada menguasai manusia
Yang sebetulnya jiwa itu adalah manusia
Dan apa pula yang terkandung dalam perasaan manusia
Selain susah dan senang
Mereka seperti angin dan hujan
Garut, 2011
Jemu
Ardi
Mulyana Haryadi
Siksa cinta yang terekam
Di dalam benak kita kasih
Waktu seakan menarik pelatuknya dengan cepat
Memilih hati dengan rasa rindu yang meracau
Apakah semua terjadi memanglah harus terjadi
Seperti, matilah pada waktunya!
Garut, 2011