Makalah ini telah disampaikan pada Seminar Internasional Bahasa Ibu 2012 Balai Bahasa Bandung


PEMANFAATAN ALUR MORFOSINTAKSIS DALAM PENGEMBANGAN SEMANTIK BAHASA SUNDA

Ardi Mulyana Haryadi
Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK
Makalah sederhana ini bertujuan memberikan sumbangan pemikiran terhadap deskripsi bahasa Sunda. Selain itu makalah ini pun berusaha memberikan gambaran mengenai alur morfologi dan sintaksis yang mendasar dalam semantik bahasa Sunda. Kajian dalam makalah ini juga menguak perubahan fungsi semantis pada sebuah struktur sintaksis karena proses morfologis. Hal tersebut bisa dicermati pada perubahan semantis yang dipayungi oleh predikator. Dengan demikian setidaknya bisa mewarnai khazanah linguistik, khususnya linguistik bahasa Sunda.
Kata kunci: morfosintaksis, semantik, tatabahasa, bahasa Sunda

Sajak Pangeureunan (sajak sunda)


Pun Panulis Ardi Mulyana Haryadi 

sumeblak, ngagilisir kana manah 
bati ngaji rasa hirup sajati 
acining manusa nu euyeuk napsu angkara 
anjeun boh kuring 

garut, 2012

Sembilan Puisi yang taktermuat


Ditinggal Pergi

Ardi Mulyana Haryadi

Apa yang menjadi aroma wangi di antara kita?
Datang kau senyum
Pulang kau sendu
Adakah duri yang mengganjal sayang?

Dan bumi apakah ini?
Jika hati telah seperti tanah yang lelah dikeruk industri
Mungkin esok aku kan berlari mengejar mimpi
Tapi hatiku sangatlah lelah

Garut, 2011

Mengadu

Ardi Mulyana Haryadi

Dari perasaan yang tercabik
Dari jiwa yang setengah mati
Nanti, kita pun mati

Kita pun menghadap-Nya
Maka, demikianlah sikap kita
Di bumi dari langit yang berubah karena tingkah kita

Garut, 2011

Seuntai Malam

Ardi Mulyana Haryadi

Demi kagalauan,
Yang datang dari benua kesunyian
Yang datang atas izin-Nya
Maka dari langit yang tersenyum
Menumpahkan air matanya
Membentuk pusara-pusara

Menghanyutkan manusia
Menghanyutkan manusia
Ya, dengan amarah-amarah dunia

Garut, 2011

Lebur

Ardi Mulyana Haryadi
Waktu turun dengan auranya
Menghinggap di antara relung pikiran manusia
Membawa selaksa kegembiraan
Membawa selaksa kepedihan
Manusia, mempunyai dua rasa tersebut
Jika yang satu melanda
Yang satunya lagi tengah menanti kita

Garut, 2011

Nyahlah

Ardi Mulyana Haryadi

Luka terbalut air asin ini
Terlalu memuakkan
Terlalu pedih

Aku terbang dengan kata-kata setinggi langit
Lantas aku menjatuhkan diri
Supaya perih ini bercumbu dengan luka

Lantas, seperti apakah nafsu dan amarah itu?
Meski akulah nafsu dan amarah itu
Karena kau, nayahlah!

Garut, 2011

Maka Itu

Ardi Mulyana Haryadi

Dari hari yang akan habis,
Di akhir kita menutup amalan kita
Entah sayang entah cinta
Entah baik entah buruk

Adakah pribadi yang turun dari gunung
Membagi-bagikan hatinya
Seperti si dermawan pada si papa
Seperti bunga dan musim semi

Maka itu,
Apakah ini?
Apakah kita?
Siapakah kita?
Padahal kita adalah bagian dari cinta-Nya

Garut, 2011

Ke Mana Cinta Kita?

Ardi Mulyana Haryadi

Tujuan orang memanglah berbeda
Ada yang mencari dunia dalam dunia
Ada yang mencari ilmu dalam dunia
Bahkan ada pula ada yang mencari zamrud

Sebenarnya, semua itu adalah ilmu dari-Nya
Karena memang kehidupan itu adalah didikan-Nya
Sama sekali kita tak patut bertanya
“Apakah aku ini?”

Garut, 2011

Menghilang

Ardi Mulyana Haryadi

Lebih baik menguasai jiwa
Daripada menguasai manusia
Yang sebetulnya jiwa itu adalah manusia

Dan apa pula yang terkandung dalam perasaan manusia
Selain susah dan senang
Mereka seperti angin dan hujan

Garut, 2011


Jemu

Ardi Mulyana Haryadi

Siksa cinta yang terekam
Di dalam benak kita kasih
Waktu seakan menarik pelatuknya dengan cepat

Memilih hati dengan rasa rindu yang meracau
Apakah semua terjadi memanglah harus terjadi
Seperti, matilah pada waktunya!

Garut, 2011

Seikat Pesan di Kampusku, Sore Hari, Haru Biru




Ardi Mulyana Haryadi

kepada kerinduan
yang memuncah
padam hilang ditelan amarah
yang berdesir
yang mendesir
dan menggelitik
asa-mu bergolak
saat kau kirimkan sebuah pesan
seakan kau ingin pergi dariku
dan ingin merajut rumah tangga, tapi bukan denganku
hatiku tenggelam sesaat
padam
sunyi
sepi
senyap
keueung
ringrang
hariwang
she doesn' know
that ik houden van je
saat itu suasana kelam
ketika, di kampus ini, kampus tercinta
bumi siliwangi, ya aku berpuisi di sini
dan rinduku bergulir dalam air mata
itulah
itu, kau
kaukaukau
dalam doa
dalam hampa
cintaku terlukis 
kampusku, haru biru

Kampus Bumi Siliwangi, Maret 2012


Kalakay nu Mapay (sajak sunda)


Ku Ardi Mulyana H.

kapungkur nu awis tepang
kiwari teu unggeuk datang
kalah mere beja nu teu ilahar

kayaning samagaha dina sabudeureun bulan
kahatur kakasih
nu unggut kalindungan gedag kaanginan

seja mere tetela acining rasa nu mengrupa seuseupahan
nu matak kateuhak kana tikoro
nya oge hate

kakasih ulah rek pundung
urang nyalindung dina beuteung indung
nu baheula medalkeun urang duaan ka marcapada

kakasih, di bumi alam panonpoe patingplentrang
nyentangan sakabeh makhluk nu ngageugeuh ieu marcapada
ajar meneng, naun harupat nu kudu dijampe deui?

lain harti sawatara pangarti nu moal jadi
lain heman nu matak ngaraguhala kana manah
duh kakasih kuring estu soneo

melang ka anjeun ti bareto
ti bareto nu aya nyagak dina jungkrang hate
kakasih, ulah daek pundung

Garut, 2012

Tulisan Populer