Menulislah Hatiku

Oleh Ardi Mulyana H.tulislah hatiku ini duhai perindu jiwa ini aku ingin mereguk kehampaan ini bersama sekelebat bayang semu yang menggores jiwaku dengan sembilu karena aku menyemai benih-benih hampa ini bersamamutetapi, tanpa peduli engkau tertawa di atas mega yang kulihat seperti mega yang mendungtulislah hatiku ini dengan pena yang sempat kugoreskan...

Sebuah Bahasa, Bahasa Cinta

Oleh Ardi Mulyana H.bahasa manusia tetap sampai mana pun akan menyentuh apa yang menjadi sebuah nama, cinta namun sebenarnya cinta tak akan terasa apalagi akan dirasa indah jikalau tak pernah ada izin dari-Nyabayangkan ketika kita mengecap rasa manis, tetapi oleh-Nya kita tidak diberi kesempatan untuk mengecap rasa tersebutapalah jadinya ketika semua...

Sebait Pesan

Oleh Ardi mulyana H.apa yang hendak kutulis dalam syair ini semlohai anak-anakku?rasanya hela nafas yang seringkali berbisik tentang satu jawabanwahai anak-anakku, muda belia dikau dibalut jiwa-jiwa penuh dambatitip ibu pertiwi jikalau daku tlah tiada! tiap waktu, daku jualah risau sendiri melenggang, menapaki titian peraduan kesunyian walau tanpa...

Sajak Mata

Oleh Ardi Mulyana H.--untuk para pelajar yang tuna netra--risaumu, menandakan perjuangantangan yang terampil itu bergulat dengan braileinilah yang kumaksud, ada rasa yang bertemuengkau kegelapan, namun aneh, cahayamu terang-benerang terpukul jua rasa malas di hatimu menangis, meronta-ronta tak karuan dia berkata, “duhai gelap, besar jiwamu menggilas...

Pekael Itu

Oleh Ardi Mulyana H.pak, beri kami waktuanak kami butuh seragampak, beri kami rinduanak kami terlihat sendu biar udara batuk-batuk di bisingnya kota di trotoar kami berteriak ini kami pak! sama seperti bapak! ini kami pak! sama seperti bapak!pak, kami mau bercerita tentang indahnya kota tanpa kamilaksana curat-coret di pasir pinggir pantaitersapu ombak,...

Kidung Seorang Guru (Sukwan)

--bagian dua--Oleh Ardi Mulyana H.Beberapa tahun lalu, kami tak pernah menyangkaBisa berdiri di depan para muridSedangkan, kemarin saja kami masih duduk di bangku yang sama dengan merekaBarangkali ini mimpi yang menjadi nyataRuang kelas yang tak berjendelaBor yang hampir bolong-bolongSerta kapur yang habis setengah karena lelah menariAda seorang murid...

Kidung Seorang Guru (Sukwan)

--bagian satu--Oleh Ardi Mulyana H. Pak, ini kami haturkan beberapa lembar kertasYang kami raih susah payah selama empat tahunIjazah, akta empat, serta transkrip nilai yang tidak cum laudeTerserah pada Bapak, kami tetap apa adanyaDengarlah Pak, gejolak jiwa kami tentang pendidikanPendidikan mengajarkan kami keindahan, pendidikan pula yang menyemangati...

Akankah?

Oleh Ardi Mulyana H.Tercenung sepi di riuhnya suara yang masih hijauDuduk menepi di ujung kelasBermandi sinar fajar yang masih bersahabatDiiringi racau pipit bernyanyiSemlohai, berseri sekali dikau anak-anakkuDi atas kepalamu masih putih bersihBeda denganku, banyak tulisan yang tak rapiDengan sisa nafas daku berlari sambil tertidurBermimpi tentang...

Tafsir Sebuah Rasa

Oleh Ardi Mulyana H.Kenangan yang terjerumus kala desau nafas dimadu perih pengalaman silamKupandangi jauh ke dalamYang ada hanya cermin seolah diri dibui oleh ketidaklekangan waktuKian saja kian terluka lirih oleh sayatan-sayatan perasaanItu dialah ketakziman yang menelikung sukma terdalamHatiku berkata:“Jikalau mengemis cinta, bukan pula aku yang...

Simfoni Nada

Oleh Ardi Mulyana H.Berawal dari dawai yang tak sanggup kupetikWalau selimut begitu cantikTatapan buram menemaniku saat ituTerlalu indah dawai-dawai ini berlalu Mata batinku berdecak melihat pijaran cahaya terang benerang Kuterbangun dari mimpi gelapku Kusibak selimut pergi melayang Kudapati dawai melintas dalam angankuKuraih Kupetik Melantun berdenting...

Lara

Oleh ardi Mulyana H.Jika sudah harus pergiMengapa tak berlariDiri ini rapuh Tertimpa pilu jeritan gaduhWaktuku tak panjangUntuk dikau sang lajangAku lara dibuang hinaAku sedu ditimpa dukaKejamnya jiwamu bak raja durjanakou pengkhianat cintaAku yang lebih tak peduli Karena aku lelakiGarut, Mei 2...

ES BATU

Oleh Ardi Mulyana Haryadi termangu sepi di keramaian dekat indahnya pekaja yang menguncup di pejaka dari sebrang jalan sayup-sayup gerobak warna-warni memanggil kehidupan mengusik dahaga yang semakin terlupakansejauh lirik menerawang, segar sekali kiranya sop buah itu kawankuacungkan telunjuk laksana sang diktator mengomando, satu mangkok Bang!dengan...

Kopi Susu

Oleh Ardi Mulyana Haryadi anggun menerpa paras ratna kencana empat belas kerlip mutumanikam, tampak mulai berbaris bebas mengantai bercumbu mesra dengan hutan hujan perawan membuat adidaya lain iri, walau mereka kawan semilir oksigen yang masih syahdu nan merdu merona dalam lazuardi senja yang kian melagu mengingat nusa zamrud khatulistiwa, yang mengerling...

Kering di Akhir Hari

Oleh Ardi Mulyana H.ada juga keistimewaan dalam hidupbersolek di ujung senjatercenung di dalam ramainya perdebatan tentang hiduphuru-hara; bersimbah darah di bawahnya di sebelah kanan, orang angkat senjata di sebelah kiri, senjata diangkat orang saling serang, baku maki padahal kita, tetap kita sendiriantar saudara tikam-menikamada hari, jadi kelabusesama,...

Kidung Seorang Guru (Sukwan) bagian tiga

--untuk para pelajar--Oleh Ardi Mulyana H.di fajar yang terang terlihat sinar gilang-gemilangada tanya datang menantangpak! bagaimanakah caranya untuk meraih cahaya tersebut?berjalanlah di antara keinginan dan harapandia akan menuntunmu di kala seraut senja tenggelam kian merasuk jiwa-jiwa yang penuh hasrattanggalkan semua kemalasan dalam paku hatimulihatlah,...

Tulisan Populer