Buih dan Amarah


Oleh Ardi Mulyana H.

--Kudedikasikan untuk diriku sendiri--

sehelai sajak, prosa, drama, ataukah kekacauan dari aku--otak rusak--sakit hati, nafsu, dan pembunuhan

I.
apa yang kaucari manisku?
di alam dusta serta bualan belaka
yang entahlah apa namanya
haruskah kematian dari rumput-rumput di tebing menjadi?
di negara pertama kita bertemu
di balik gunung yang ada di garut
dan di kaki gunung guntur engkau bernaung seperti singa
dan lebih baik pula setan-setan bergelayut di antaranya--biar aku bunuh

II.
aku mencari ketenangan di balik khamar yang memabukkan
tapi tetap aku tak menemuinya
aku mencari ketenangan di balik pelarian
tapi tetap aku tak menemuinya
kukatakan aku takkan layu
tapi tetap aku layu
di antara nada-nada seperti demelesir rumput terbelai angin
tapi tetap aku tak menemuinya

III.
kematianku datang di mana kauputuskan tali kasih yang terbuat dari jerami
kasih,
langkahku semakin penuh lelah dan keluhan
kasih,
matamu berkata lain--lain dimulut lain di hati
kasih, laknat!
aku menarik dendam di antara pena-penaku!
dan berkata, "Kobarkan semangat pertempuran"
--ah seperti seru komodor yos sudarso saja

IV.
saudara hatiku, selamat pergi duhai sayang!
kini kauberlayar tanpaku
di lautan kelak, garam-garam yang asin
di situlah kelak aku
yang akan menyakitkan lukamu dengan air garam
rasakanlah nyanyi sunyi seorang pemuda miskin seperti aku
aku bukanlah orang berada namun aku ada dalam angkara
tetapi tidak lewat dendam
aku hanya lewat sebuah sastra

V.
di dunia yang menjadi seruling kala tikaman-tikamanmu yang merdu
dari januari berakhir di maret
tak juga kau yang membunuh kasih kita
laknat,
bodoh aku hidup dalam kebohongan-kebohongan yang keji
sesat pula mataku--gelap gulita

VI.
antara racun dan bisa
aku meneguk kedua-duanya
syair apakah ini?
murahan katamu
tapi aku tak punya apa-apa
selain kekuatan dari sebuah doa yang mengerikan
sadarlh, itu kan ada
dan Alloh tak pernah tidur

garut, 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Tulisan Populer