Elok Budaya Sja'ir dalam Syair
pantun berseling dengan sja'ir
oleh Ardi Mulyana H.
I.
Nahas sekarang diliput hujan
berburu riak ke padang panjang
merayu aku dalam dekapan
bersatu mengarak dalam nusantara terbentang
II.
Pergi bersyair di dalam kenang
berkelahi dengan pantangan
tak mau aku berpulang
sebab dikau aku datang
III.
Asap pabrik berarak-arak
berjalan di langit yang rusak
aduh pun duhai suara serak
bagai mabuk oleh arak
IV.
Semlohai pujangga nusantara
di langit biru marcapada
semlohai pilu bagai asmara
aku tak tahu dikau tak cinta
V.
Aku sakit bukan berpenyakit
sebab sedikit aku berkulit
bukannya alam kian pelit
harga be be em kian sulit
VI.
Padang rumput padang safana
dikau cemberut ditalak cinta
jangan salah dalam berkata
karna bahasa menunjukkan bangsa
VII.
Mulyana Ardi aku namaku
dibalik-balik tetaplah aku
baik-baik dalam perilaku
biar silaturahmi terjaga selalu
ditulis di garut, 15 januari 2011
catatan: syair di atas terilhami oleh kupasan mendalam tentang sastera dari Dr. C. Hooykaas dalam Penjedar Sastera yang diterbitkan J. B. Wolters-Groningen, Djakarta-1952 kepada beliau, saya mengangkat topi. Sebab, ilmunya abadi.
oleh Ardi Mulyana H.
I.
Nahas sekarang diliput hujan
berburu riak ke padang panjang
merayu aku dalam dekapan
bersatu mengarak dalam nusantara terbentang
II.
Pergi bersyair di dalam kenang
berkelahi dengan pantangan
tak mau aku berpulang
sebab dikau aku datang
III.
Asap pabrik berarak-arak
berjalan di langit yang rusak
aduh pun duhai suara serak
bagai mabuk oleh arak
IV.
Semlohai pujangga nusantara
di langit biru marcapada
semlohai pilu bagai asmara
aku tak tahu dikau tak cinta
V.
Aku sakit bukan berpenyakit
sebab sedikit aku berkulit
bukannya alam kian pelit
harga be be em kian sulit
VI.
Padang rumput padang safana
dikau cemberut ditalak cinta
jangan salah dalam berkata
karna bahasa menunjukkan bangsa
VII.
Mulyana Ardi aku namaku
dibalik-balik tetaplah aku
baik-baik dalam perilaku
biar silaturahmi terjaga selalu
ditulis di garut, 15 januari 2011
catatan: syair di atas terilhami oleh kupasan mendalam tentang sastera dari Dr. C. Hooykaas dalam Penjedar Sastera yang diterbitkan J. B. Wolters-Groningen, Djakarta-1952 kepada beliau, saya mengangkat topi. Sebab, ilmunya abadi.
0 komentar:
Posting Komentar