Sajak-sajak dari Seorang Guru II
Ardi M. H.
Pagi datang menembus gelap
horison padam berganti siang
dan aku bersumpah
sebagaimana surya merawat bumi
tahukah, dahulu tubuhku berkata
tapi entah apa yang dikatanya
mungkin tentang kekasih yang membenciku
ataukah tentang derita yang paling syahdu
akulah seberupa dedebuan
yang tertiup angin kala harapan memancar
dan kusaksikan gemeriuhnya
menebak ranting kerinduan padamu
kusaksikan bebukitan serta lembah
pun ngarai begitu curam
mereka bercinta dengan hati dan jiwa
memadu kasih serta asmara
apalah syair ini?
aku menulisnya di bumi
aku menulisnya di langit
aku menulisnya di lautan
aku memenuhi sumpahku
meski lewat syair lalu
dan aku pun tahu
ah, betapa gemeriuhnya rinduku
garut, 2011
Pagi datang menembus gelap
horison padam berganti siang
dan aku bersumpah
sebagaimana surya merawat bumi
tahukah, dahulu tubuhku berkata
tapi entah apa yang dikatanya
mungkin tentang kekasih yang membenciku
ataukah tentang derita yang paling syahdu
akulah seberupa dedebuan
yang tertiup angin kala harapan memancar
dan kusaksikan gemeriuhnya
menebak ranting kerinduan padamu
kusaksikan bebukitan serta lembah
pun ngarai begitu curam
mereka bercinta dengan hati dan jiwa
memadu kasih serta asmara
apalah syair ini?
aku menulisnya di bumi
aku menulisnya di langit
aku menulisnya di lautan
aku memenuhi sumpahku
meski lewat syair lalu
dan aku pun tahu
ah, betapa gemeriuhnya rinduku
garut, 2011
0 komentar:
Posting Komentar