Sebuah Bahasa, Bahasa Cinta

Oleh Ardi Mulyana H.

bahasa manusia tetap sampai mana pun akan menyentuh apa yang menjadi sebuah nama, cinta
namun sebenarnya cinta tak akan terasa apalagi akan dirasa indah jikalau tak pernah ada izin dari-Nya
bayangkan ketika kita mengecap rasa manis, tetapi oleh-Nya kita tidak diberi kesempatan untuk
mengecap rasa tersebut
apalah jadinya ketika semua kesenangan ...di dunia ini tanpa ridho dan izin dari-Nya
kita diajarkan untuk menengadahkan kedua tangan kita dengan berucap rasa syukur...
ya Alloh terima kasih atas segala anugrah...
seperti kami ini adalah sebutir zarah di padang pasir yang takkan pernah terlihat,
namun dengan izin-Mu kami mempunyai nama, ZARAH...
kami bagaikan sepotong roti yang mengambang di permukaan samudra yang begitu lengang,
tanpa teman dan kawan
begitu pula kami sering menarikan tentang sebuah tembang yang ingin selalu dilantunkan kala gemuruh
ombak menerjang karang
dan itu semua hanya dengan izin-Mu ya Alloh
kami tersapu menepi di pantai yang begitu asing karena kami tak pernah ke sana
namun, apalah hendak mau dikata...kami dipungut oleh jodoh kami ketika lautan luas tak lagi mampu
membatasi apa yang sudah ditakdirkan oleh-Nya
dan genggam tangan ini duhai makhluk yang mulia...
sekadar kita berpegangan tangan menari di atas pasir untuk mengukir nama kita berdua...
cinta yang kemudian akan terhapus kembali oleh ombak
namun, cinta pada-Mu ya Alloh...cinta yang tak pernah terhapus...

Garut, Mei 2010

0 komentar:

Posting Komentar

Tulisan Populer