Tanpa Judul
Sahabat saya Arnita Setiawati telah berbaik hati dengan memberi judul "Senandung Galau" pada beberapa bait pesan yang saya kirimkan untuknya. Alangkah terkejutnya saya, karena beliau menerbitkannya dalam catatan fesbuknya. Dan inilah komentar saya pada catatan sahabat saya tersebut.
--untuk yang mencari cinta--
Sastra yang diucap, lalu hilang digulung kerancuan rasa
Laksana tebing yang tinggi semakin tipis dipahat kegalauan samudra
Jikalau rumput di atasnya mati, itu pula hari semakin turun
Merajut, merenda selimut untuk samudra andai kelam memancar
Dengar, desau penyair terdengar pilu di atas awan
Dia menyilet kesendirian hingga tersungkur di samudra
Lukanya terbalut air garam
Semakin memilu tebing zaman yang tak lagi muda
Tahukah di kedalaman kata, ada makna tak terduga
Pun jua semampai bergoyang diterjang ombak keasingan
Bila, aku berdiri menyibak alam
Ada cerita tentang legenda
Pujangga masa lalu, kini tercenung menapaki dalam yang tak pernah terselami
Pejamlah jika ingin melihatnya
Hembuskan cinta padanya, niscaya, ada pelangi yang tak lagi bisu
Dalam samudra, tentu tak lebih dalam dari cinta
Ceritakan, cinta apa yang sejati! Adalah bahtera keropos yang memaksa bergelut dengan hantu laut Dia berlayar, dari hati ke hati
Garut, Februari 2010
--untuk yang mencari cinta--
Sastra yang diucap, lalu hilang digulung kerancuan rasa
Laksana tebing yang tinggi semakin tipis dipahat kegalauan samudra
Jikalau rumput di atasnya mati, itu pula hari semakin turun
Merajut, merenda selimut untuk samudra andai kelam memancar
Dengar, desau penyair terdengar pilu di atas awan
Dia menyilet kesendirian hingga tersungkur di samudra
Lukanya terbalut air garam
Semakin memilu tebing zaman yang tak lagi muda
Tahukah di kedalaman kata, ada makna tak terduga
Pun jua semampai bergoyang diterjang ombak keasingan
Bila, aku berdiri menyibak alam
Ada cerita tentang legenda
Pujangga masa lalu, kini tercenung menapaki dalam yang tak pernah terselami
Pejamlah jika ingin melihatnya
Hembuskan cinta padanya, niscaya, ada pelangi yang tak lagi bisu
Dalam samudra, tentu tak lebih dalam dari cinta
Ceritakan, cinta apa yang sejati! Adalah bahtera keropos yang memaksa bergelut dengan hantu laut Dia berlayar, dari hati ke hati
Garut, Februari 2010
0 komentar:
Posting Komentar