Bayang-bayang yang Ketiga
Ardi Mulyana H.
Jawaban untukku adalah “tidak”
Kenyataan untukku adalah “pergi”
Katanya aku hanyalah sebuah bayang-bayang
Katanya aku hanyalah sebuah ketidakmampuan
Lapangan kerja kian habis ditelan zaman
Tak ada lagi kesempatan bagi diri ini
Kata mereka kini aku pengangguran yang sibuk dengan pena dan kertas
Aku memang tak pandai bicara, makanya aku sibuk menuliskannya
Aku sudah kehilangan darah dan semangat
Tapi, bukan, bukan itu maksudku,
Bukan keputusasaan, sama sekali bukan
Ini sekadar hanya sebuah keberhasilan yang lagi-lagi tertunda
Aku tertawa di dalam nadi dan pembuluh darahku sendiri
Aku ini ternyata masih hidup dan bernafas
Ah, terlalu banyak aku mengigau yang indah-indah
Kini saatnya aku memimpikan yang buruk-buruk
Garut, September 2010
Jawaban untukku adalah “tidak”
Kenyataan untukku adalah “pergi”
Katanya aku hanyalah sebuah bayang-bayang
Katanya aku hanyalah sebuah ketidakmampuan
Lapangan kerja kian habis ditelan zaman
Tak ada lagi kesempatan bagi diri ini
Kata mereka kini aku pengangguran yang sibuk dengan pena dan kertas
Aku memang tak pandai bicara, makanya aku sibuk menuliskannya
Aku sudah kehilangan darah dan semangat
Tapi, bukan, bukan itu maksudku,
Bukan keputusasaan, sama sekali bukan
Ini sekadar hanya sebuah keberhasilan yang lagi-lagi tertunda
Aku tertawa di dalam nadi dan pembuluh darahku sendiri
Aku ini ternyata masih hidup dan bernafas
Ah, terlalu banyak aku mengigau yang indah-indah
Kini saatnya aku memimpikan yang buruk-buruk
Garut, September 2010
0 komentar:
Posting Komentar