Pibadi Sunyi

Oleh Ardi Mulyana H.

Menari di depan mataku
Elok permai debur sang malam
Cucuran rasa rindu kian menipis
Merayu semesta waktu


Hening, jangan merayuku wahai jiwa-jiwa yang terlupakan
Dunia hijau terpancar di tengah malam ini
Menimpa, menghujam jiwa abadi nan membeku


Jikalau sesuatu terbang dan berkumandang
Tentu itu kumandang peperangan tempo dulu
Rasa ini berkelahi tak pernah berhenti
Tanpa malu walau di keramaian sang waktu


Usaha raya menggempur sisian dinding hati
Berkata makna tanpa arti
Hee, wahai jiwa-jiwa mati
Bersatu padu membentuk pusara


Beringin muda terlihat membisu
Menatap aku elok di malam ini
Sesekali parasmu kerap menelanjangi mata ini
Menutup hati dan kokohnya tameng alam sunyi


Dan aku tak lebih peduli duhai jiwa-jiwa yang tlah mati
Tertawalah, tertawalah sepuas hati
Tunggulah, tunggulah aku kan datang
Dalam waktu yang takkan terbatas


Ingatlah, cahaya rindu niscaya menghantui
Pun juwita malam akan menghampiri
Setengah jiwamu dan setengah jiwaku
Di malam sunyi ini



Pangandaran, Desember 2009

0 komentar:

Posting Komentar

Tulisan Populer